Nasehat Untuk Para Bapak Yang Memiliki Semangat Menuntut Ilmu | ASH-HABUL HADITS

Nasehat Untuk Para Bapak Yang Memiliki
Semangat Menuntut Ilmu
Tanya: Mohon nasehat antum untuk kami yang
sudah berkeluarga ini, kami berkeinginan untuk
menuntut ilmu di markiz para ulama namun
kendalanya kami sudah berkeluarga, mana yang
baik melakukan rihlah dengan membawa keluarga
(istri dan anak-anak) ataukah rihlah sendirian?,
mohon nasehatnya!. Jazakumullah khaira.
Jawab:
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ، ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ :
Bila anda memiliki bekal yang memadai ya’ni
memiliki modal untuk kebutuhan anda bersama
keluarga anda dalam melakukan rihlah ke markiz
ulama maka hendaklah anda rihlah bersama
keluarga anda, dengan mempersiapkan perbekalan
yang mencukupi, Alloh Ta’ala perintahkan:
( ﻭَﺗَﺰَﻭَّﺩُﻭﺍِ)
“Dan berbekallah kalian”.
Karena di markiz ulama tidak menyediakan
kebutuhan dan tunjangan biaya sepenuhnya, yang
datang bersama keluarga harus mempersiapkan
biaya untuk menyewa rumah atau apartemen plus
biaya air dan listrik, belum lagi kebutuhan sehari-
harinya, begitu pula pengurusan iqomah (surat izin
tinggal), semua itu tidak membutuhkan biaya
sedikit, namun membutuhkan biaya yang banyak.
Adapun kalau anda tidak memiliki perbekalan atau
tidak memiliki materi yang mencukupi maka
sebaiknya anda tinggalkan keluarga anda di negri
anda bersamaan dengan meninggalkan biaya untuk
kebutuhan sehari-hari mereka.

Kemudian perlu diketahui bahwa orang yang
melakukan rihlah dalam menuntut ilmu tentu akan
mendapatkan berbagai macam perkara, bila
seseorang rihlah dengan membawa keluarganya
maka mereka juga harus bersiap-siap untuk
menanggung resiko, tidaklah para penuntut ilmu
melakukan rihlah bersama keluarga melainkan
karena khawatir resiko ini, Alloh berkata tentang
Nabinya Musa ‘Alaihissholatu Wassalam ketika
rihlah, beliau tidak membawa keluarganya karena
beresiko besar, itu pun beliau sudah menyatakan:
( ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﻣُﻮﺳَﻰٰ ﻟِﻔَﺘَﺎﻩُ ﻟَﺎ ﺃَﺑْﺮَﺡُ ﺣَﺘَّﻰٰ ﺃَﺑْﻠُﻎَ ﻣَﺠْﻤَﻊَ ﺍﻟْﺒَﺤْﺮَﻳْﻦِ ﺃَﻭْ
ﺃَﻣْﻀِﻲَ ﺣُﻘُﺒًﺎ )
“Dan ketika Musa berkata kepada pembantunya:
Aku tidak akan berhenti hingga aku sampai di
pertemuan dua laut atau aku akan berjalan sampai
waktu yang panjang”.
Dan bahkan beliau merasakan kelelahan yang
sangat, Alloh Ta’ala berkata:
( ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺟَﺎﻭَﺯَﺍ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻔَﺘَﺎﻩُ ﺁﺗِﻨَﺎ ﻏَﺪَﺍﺀَﻧَﺎ ﻟَﻘَﺪْ ﻟَﻘِﻴﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺳَﻔَﺮِﻧَﺎ ﻫَٰﺬَﺍ
ﻧَﺼَﺒًﺎ)
“Maka tatkala keduanya sudah melewati (tempat
yang ditujuinya), Musa berkata kepada
pembantunya: Datangkanlah makanan kita,
sesungguhnya kita telah merasa letih karena
perjalanan kita ini”.
Tidaklah Musa membawa keluarganya melainkan
karena keadaan tempat yang beliau tujui tidak
jelas.
Adapun bagi anda yang ingin menuntut ilmu, dan
anda mengetahui keadaan di majelis ilmu para
ulama serta anda mampu untuk membiayai
keluarga anda untuk datang bersama maka tentu
itu lebih baik, sehingga sama-sama bisa
mendapatkan ilmu, namun kalau pas-pasan biaya
atau tidak jelas bayangan ke depan apa dan
bagaimana yang akan diperbuat ketika di majelis
ulama, maka sebaikanya anda datang sendirian,
buatlah kesepakatan dengan keluarga anda, berapa
lama mereka mampunya menanti kepergian anda
untuk menuntut ilmu, kalau mereka bisanya
setahun bagi anda di majelis ulama maka ini
kesempatan emas bagi anda, fokuskan dalam
setahun tersebut untuk anda bisa mengambil ilmu-
ilmu dasar dari beberapa bidang; ilmu nahwu,
shorf, aqidah dan fiqh.
Anda datang menuntut ilmu sendirian dalam waktu
singkat tersebut Insya Alloh lebih terfokus, biaya
juga tidak terlalu banyak anda butuhkan, karena
anda bisa tinggal dengan para thullab di asrama
atau di masjid, yang perlu anda butuhkan hanya
biaya kitab dan biaya iqomah dalam setahun,
adapun kalau anda datang dengan keluarga maka
banyak kesibukan yang anda akan dapati, dengan
kesibukan itu dalam setahun belum tentu anda
bisa menyelesaikan ilmu-ilmu dasar.
Namun perlu anda ingat, bila anda datang
sendirian jangan sampai anda lupa terhadap
keluarga anda, kewajiban anda terus anda pikul:
« ﻛﻠﻜﻢ ﺭﺍﻉ ﻭﻛﻠﻜﻢ ﻣﺴﺌﻮﻝ ﻋﻦ ﺭﻋﻴﺘﻪ »
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian
adalah dimintai pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya”.
Terutama istri, kerinduan dan cinta kepada
suaminya itu seakan-akan kebutuhan utamanya
yang tidak seimbang dengan kebutuhan lainnya
semisal makan dan minum, hubungan dengan
suaminya selalu ia harapkan.
Anda akan mengetahui bahwa bila seseorang
sudah merasakan ni’matnya menuntut ilmu, dia
pun akan menganggap selainnya dari kecintaan
kepada istri atau dunia seakan-akan tidak ada
artinya lagi, dari pintu ini terkadang ada dari para
penuntut ilmu menceraikan istrinya, ini adalah
kesalahan dan kerendahan yang tidak dibangun di
atas pengamalan terhadap ilmu, karena sebaik-
baik penuntut ilmu adalah dia bisa memberikan
yang terbaik kepada dirinya dengan tanpa
mengorbankan yang lainnya, anda memiliki istri
tentu membutuhkan cinta dan kasih sayang anda,
bukanlah suatu kesia-siaan bila anda menuntut
ilmu di negri yang jauh menyempatkan atau
menyisihkan sedikit waktu anda untuk
berkomunikasi dengan istri anda, berbagi faedah
lewat watts app atau email atau sms, hingga
sampai waktu bagi anda untuk kembali bertatap
muka langsung dengannya.
Demikian nasehat singkat ini, semoga Alloh
memberkahi kami dan anda, dan menjadikan waktu
ini bermanfaat bagi kami dan anda.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad Al-Limboriy (8/2/1436).

https://ashhabulhadits.wordpress.com/2014/12/01/nasehat-untuk-para-bapak-yang-memiliki-semangat-menuntut-ilmu/#more-10206

sofyan assingkepy punggur batam

Tinggalkan komentar